Namunjika kadarnya sudah enggak masuk akal, kita tentu musti waspada. Takut secara berlebihan pada sesuatu yang belum terjadi itu melelahkan, tidak menguraikan masalah. Dengan rasa takut, bukan berarti hal yang kita takuti akan hilang. Kita kadang tak bisa lari ke mana-mana. Kita takut kematian, namun maut itu adalah keniscayaan.
Fobia adalah rasa takut berlebihan terhadap sesuatu yang biasanya tidak membahayakan. Ketakutan tersebut dapat timbul saat menghadapi situasi tertentu, berada di suatu tempat, atau saat melihat hewan dan benda tertentu. Fobia termasuk ke dalam kondisi gangguan kecemasan. Penderita fobia biasanya akan berusaha untuk menghindari situasi dan objek yang dapat memicu ketakutan, atau berusaha menghadapinya sambil menahan rasa takut dan cemas. Penyebab Fobia Fobia bisa disebabkan oleh beragam hal. Berdasarkan jenis ketakutan yang timbul, fobia dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Fobia spesifik Fobia spesifik adalah ketakutan terhadap objek, hewan, situasi, atau aktivitas yang spesifik. Fobia ini biasanya muncul pada masa anak-anak atau remaja. Contoh fobia spesifik adalah fobia ketinggian, fobia pergi ke dokter gigi, fobia terhadap kematian, fobia laba-laba, genofobia atau fobia hubungan seks, trypophobia atau fobia darah. Fobia kompleks Fobia kompleks biasanya berkembang pada masa dewasa. Fobia jenis ini sering terkait dengan ketakutan dan kecemasan terhadap situasi atau kondisi tertentu. Fobia kompleks dibagi menjadi dua jenis, yaitu Agoraphobia Agoraphobia adalah rasa takut berada di suatu tempat atau situasi yang membuat penderitanya sulit kabur, atau pada situasi tertentu yang akan menyulitkannya mendapatkan pertolongan. Fobia sosial Fobia sosial adalah rasa takut yang muncul dalam situasi sosial tertentu. Sebagai contoh, penderita bisa takut berbicara di depan orang banyak sehingga tidak berani berbicara di tempat umum. Faktor risiko fobia Ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu risiko terjadinya fobia, yaitu Mengalami insiden atau trauma tertentu, misalnya takut naik pesawat akibat pernah mengalami turbulensi di pesawat Memiliki anggota keluarga yang mengalami fobia tertentu, seperti fobia terhadap laba-laba Menderita gangguan mental, seperti skizofrenia, depresi, OCD, gangguan panik, PTSD post-traumatic stress disorder, atau gangguan kecemasan umum Memiliki orang tua yang terlalu melindungi over protective atau memiliki hubungan yang kurang dekat dengan orang tua Mengalami stres dalam jangka waktu panjang sehingga menurunkan kemampuan untuk mengatasi ketakutan yang muncul pada situasi atau kondisi tertentu Menderita kondisi lain, seperti kecanduan alkohol, kerusakan otak akibat cedera kepala, atau bila pernah menyalahgunakan NAPZA Gejala Fobia Fobia dapat menimbulkan gejala fisik dan mental akibat rasa takut yang berlebihan ketika melihat atau memegang benda yang ditakuti. Gejala juga bisa muncul ketika penderita berada dalam situasi yang memicu fobia tersebut. Gejala fisik yang dapat muncul antara lain Pusing atau sakit kepala Leher terasa tercekik Jantung berdebar-debar palpitasi Rasa nyeri atau sesak di dada Tubuh gemetar Keringat berlebih Sesak napas Mual dan muntah Mati rasa Sulit berbicara dengan jelas Telinga berdenging Mulut kering Sering ingin buang air kecil Sementara gejala mental yang dapat muncul adalah Takut dan cemas berlebihan Linglung Menangis Takut ditinggal sendirian, terutama pada anak-anak Hilang kendali untuk membedakan kenyataan disosiasi Kapan harus ke dokter Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami fobia, terutama ketika fobia tersebut sampai mengganggu produktivitas dan aktivitas sehari-hari, baik di sekolah, tempat kerja, atau di lingkup sosial. Periksakan ke dokter bila fobia yang dialami sampai membuat Anda menghindari situasi atau tempat tertentu, merasa sangat takut, cemas, panik, atau jika fobia sudah berlangsung terus-menerus selama 6 bulan atau lebih. Jika Anda mengalami kejadian traumatis, lakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan arahan dan penanganan. Dengan begitu, kejadian traumatis tidak sampai menyebabkan gangguan mental lebih lanjut. Diagnosis Fobia Untuk mendiagnosis fobia, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai keluhan yang dialami pasien, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, serta riwayat kejadian traumatis yang pernah dialami pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tahu apakah gejala yang dialami pasien disebabkan oleh penyakit tertentu. Untuk menegakkan diagnosis fobia, dokter akan menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5. Seseorang dapat dikatakan mengalami fobia terhadap sesuatu jika memiliki kriteria berikut Memiliki rasa takut yang berlebihan dan terus-menerus terhadap objek atau situasi tertentu Merasakan cemas dan takut ketika dihadapkan dengan objek atau situasi tertentu Berusaha keras untuk menghindari objek atau situasi yang memicu ketakutan Mengalami gangguan yang signifikan pada hubungan sosial akibat rasa takut terhadap objek atau situasi tertentu Mengalami gejala fobia yang telah berlangsung selama 6 bulan atau lebih Pengobatan Fobia Pengobatan fobia bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup sekaligus membantu pasien untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan reaksinya terhadap situasi dan kondisi yang bisa memicu fobia. Beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi fobia adalah Psikoterapi Konseling dengan psikolog dan psikiater merupakan cara yang efektif untuk mengatasi fobia. Beberapa jenis psikoterapi yang bisa dilakukan adalah Terapi perilaku kognitif CBT Terapi ini dapat membantu pasien mengubah cara pandang dan cara sikap terhadap situasi atau objek yang ditakuti. Terapi ini bertujuan agar pasien lebih percaya diri dan berpikir lebih positif. Terapi desensitisasi Terapi ini dilakukan dengan menghadapkan pasien kepada situasi atau objek yang ditakuti secara perlahan. Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa takut yang dialami pasien secara perlahan. Obat-obatan Obat-obatan digunakan untuk menangani gejala yang muncul saat mengalami fobia dengan cepat. Obat yang digunakan berupa Selective serotonin reuptake inhibitors SSRIs, untuk meredakan gangguan kecemasan dan meningkatkan suasana hati Penghambat beta beta blockers, untuk menangani gejala akibat panik, seperti detak jantung tidak beraturan Benzodiapine, untuk mengatasi gangguan kecemasan yang parah Program bantuan mandiri Program ini bertujuan untuk membantu pasien agar dapat mengatasi gejala fobianya sendiri. Program ini terdiri dari Perubahan gaya hidup, seperti tidur yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, serta mengurangi atau menghindari konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein Relaksasi, seperti melakukan teknik pernapasan, untuk membantu pasien lebih rileks saat berhadapan dengan pemicu fobia Visualisasi, untuk membantu pasien mengatasi fobia yang diderita dengan membayangkan hal-hal positif saat menghadapi situasi dan benda yang memicu fobia Mengikuti kelompok penderita fobia, untuk berbagi cara mengatasi fobia yang dialami Komplikasi Fobia Fobia yang tidak ditangani dapat memengaruhi kehidupan penderitanya. Akibatnya, penderita dapat mengalami komplikasi berupa Isolasi sosial, yaitu ketika penderita menghindari tempat atau hal yang memicu fobia sehingga hubungan sosialnya terganggu Gangguan suasana hati, gangguan panik, gangguan kecemasan umum, atau depresi Penyalahgunaan obat-obatan atau kecanduan alkohol, karena ingin lari dari kenyataan dan menghindari fobia Bunuh diri karena tidak tahan mengalami fobia Pencegahan Fobia Belum ditemukan cara pasti untuk mencegah fobia. Akan tetapi, beberapa cara di bawah ini dapat dilakukan jika Anda mengalami peristiwa traumatis, atau melihat dan merasakan hal yang menyebabkan cemas Berbagi cerita dengan keluarga, teman, atau psikolog mengenai hal yang menyebabkan cemas atau trauma Mengubah pola pikir menjadi lebih positif dan melihat sesuatu yang ditakuti selama ini secara lebih objektif Seranganpanik ini biasanya terjadi dalam beberapa menit. Ketika serangan panik muncul, penderita kecemasan berlebihan ini akan merasa tidak berdaya, tidak dapat berpikir dengan tenang, dan merasakan gejala fisik tertentu, seperti nyeri dada, berdebar-debar, sesak napas, pusing, sakit perut, atau merasa seperti akan pingsan. 3. Fobia dapat menyebabkan depresi. - Kids, apakah kamu mempunyai ketakutan terhadap suatu hal? Seperti misalnya takut akan ketinggian, ruangan sempit, kegelapan, hewan dan lain sebagainya. Nah, hal inilah yang disebut dengan fobia, Kids. Fobia diartikan sebagai rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Ketakutan berlebihan ini bisa membuat kecemasan dan depresi. Baca Juga Meski Sangat Menggemaskan, Ada Juga Orang yang Fobia Kucing, Ini Penyebabnya Fobia dikatakan dapat menghambat kehidupan seseorang yang mengalaminya. Bagi sebagian besar orang, perasaan takut terhadap sebuah fobia akan sulit untuk dimengerti. Namun nyatanya, terdapat cara untuk menghilangkan fobia yang dapat membantu kamu, lo. Bagaimana sih? Yuk kita simak! Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan aLii72.